Perbedaan Full Costing dan Variable Costing

perbedaan full costing dan variable costing – Bagi anda yang merupakan orang amatiran di dunia akuntansi, tentu saja, anda akan menanyakan hal itu karena dalam akuntansi terdapat berbagai macam harga pokok sehingga anda akan kebingungan dalam membedakan setiap artinya, terutama untuk full costing dan variable costing.

Namun, tidak peduli seberapa sulit dalam membedakannya, anda harus bisa mengetahui perbedaan dari kedua harga pokok tersebut karena dengan mengetahuinya, hal ini akan membantu anda dalam pembuatan laporan keuangan mengenai proses produksi perusahaan.

Jadi, apa yang dimaksud dengan full costing dan variable costing ini?

Pengertian full costing

Full costing merupakan suatu metode akuntansi yang bertujuan untuk menunjukan harga pokok produk yang membebankan seluruh biaya produksi seperti biaya tetap, biaya langsung, biaya variable, biaya tidak langsung, investasi, dan biaya lainnya yang digunakan untuk keperluan proses produksi sebagai alat untuk menghitung harga pokok produksi bisnis.

Pengertian variable costing

Variable costing merupakan suatu metode akuntansi yang bertujuan untuk menghitung jumlah biaya total yang diperlukan untuk melakukan proses produksi suatu produk seperti penghitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Dengan begitu, jumlah total biaya bisa bergantung dengan volume produksi atau jenis kegiatan produksi itu sendiri.

Perbedaan full costing dan variable costing

Sekarang anda sudah tahu pengertian dari masing-masing harga pokok tersebut. Berikutnya, anda perlu mengetahui perbedaannya sehingga ketika anda mengkategorikan biaya produksi anda tidak akan salah. Berikut adalah perbedaan full costing dan variable costing :

  • Perhitungan harga pokok

Perbedaan dari proses perhitungannya terletak dengan pemakaian beban overhead. Beban overhead sendiri berarti biaya yang tidak termasuk biaya bahan baku atau biaya tenaga kerja.

Full costing menggunakan beban overhead tetap yang berarti jumlah biayanya tidak akan berubah walaupun terjadi perubahan volume produksi, sedangkan variable costing menggunakan beban overhead variable yang jumlah biayanya akan sebanding dengan volume produksinya.

Anda sedang membutuhkan Software ERP? Silahkan cek disini

  • Pelaporan keuangan

Jumlah biaya full costing akan dilaporkan ketika unit produk sudah terjual. Sedangkan variable costing dapat dilaporkan, baik ketika produk sudah terjual ataupun belum sehingga jumlah pendapatan perusahaan akan tetap berkurang.

  • Biaya per periode

Biaya per periode untuk full costing akan dianggap sebagai biaya yang tidak ada kaitannya dengan keperluan biaya produksi, tetapi tidak akan mengurangi laba perusahaan. Untuk variable costing akan dimasukkan sebagai biaya produksi.

Kelebihan dan kekurangan full costing

Full costing juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Berikut kelebihannya:

  • Menampilkan dua jenis biaya overhead yakni tetap dan variable.
  • Full costing dapat menunda pembebanan biaya overhead jika produk masih belum terjual.
  • Pembebanan biaya overhead yang belum terjual bisa diahlikan sebagai cara untuk mengurangi atau menambahkan harga pokok.

Kekurangan full costing:

  • Harga jual full costing akan lebih tinggi dibandingkan variable costing karena full costing menganggap bahwa konsumen bersedia membayar berapapun harganya untuk mendapatkan produk.

Kelebihan dan kekurangan variable costing

Selain full costing, variable costing juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihannya:

  • Cocok jika anda ingin melakukan pendapatan laba jangka pendek.
  • Dapat digunakan untuk pengendalian biaya karena variable bisa membagi biaya menjadi dua kategori, yakni discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
  • Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan pesanan khusus yang membutuhkan sedikit orderan.

Kekurangan variable costing:

  • Walaupun bisa membagi biaya, tetapi untuk melakukannya terbilang sulit.
  • Variable costing sering dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi sehingga bisa menyebabkan turun naiknya laba jika terjadi perubahan dalam penjualan.
  • Variable costing tidak akan cocok jika diaplikasikan di perusahaan musiman.
  • Biaya overheadnya tidak bisa dimasukkan sehingga nilai persediaan akan menjadi lebih rendah bersamaan dengan modal kerjanya.

Semoga dengan penjelasan kali ini anda dapat mengetahui perbedaan Antara full costing dan variable costing. Jika anda membutuhkan software untuk membantu akutansi perusahaan anda dan juga aktivitas bisnis lainnya anda dapat menggunakan Software ERP. Selain fitur akuntansi pastinya anda akan mendapatkan fitur lainnya dari produksi hingga penjualan. Keysoft sebagai Software ERP Indonesia dengan harga terjangkau. Untuk info lebih lanjut maupun pengajuan presentasi anda dapat menghubungi Keysoft disini.

Open chat
Whatsapp Kami! (24/7)
Dapatkan Demo Gratis!
Hubungi kami via WhatsApp, dan konsultasikan kebutuhan usaha Anda dengan konsultan ahli kami