Karhutla dan Dampaknya Bagi Pelaku Bisnis di Indonesia
Awal bulan September 2019, kebakaran hutan dan lahan ( karhutla ) melanda Indonesia. Menurut data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga pertengahan bulan September 2019 ini ,tercatat ada 2.948 titik api di seluruh Indonesia yang mengakibatkan lahan seluas 328.724 hektare terdampak. Daerah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan antara lain Sumatra, Riau, Kalimantan, serta Jawa. Dampak dari karhutla ini juga sangat dirasakan oleh pelaku bisnis yang berada di daerah terdampak karhutla dan kabut asap. Berikut ini adalah beberapa pelaku bisnis secara sektoral paling terdampak bencana kabut asap.
Dampak Karhutla Bagi Pelaku Bisnis
- Bisnis Tour and Travelling.
Bisnis Tour and Travelling adalah salah satu sektor bisnis yang sangat dirugikan akibat bencana kabut asap di. Kerugian ini disebabkan banyaknya wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke destinasi wisata di daerah terdampak kebakaran hutan dan lahan seperti Riau dan Kalimantan.
- Bisnis Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik.
Para pelaku bisnis di bidang Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik juga mengalami kerugian yang cukup besar. Hal ini disebabkan banyak pengiriman via udara yang harus dialihkan melalui jalur darat sehingga mengalami keterlambatan. Jangan sampai karhutla tahun 2019 ini, seperti bencana karhutla 2015 lalu yang menyebabkan anggota ASPERINDO wilayah Riau mengalami kerugian hingga puluhan miliar rupiah.
- Bisnis Hotel dan Restoran
Kerugian para pelaku bisnis di bidang jasa hotel dan restoran disebabkan menurunnya tingkat hunian dan omset usaha selama karhutla ini berlangsung. Penurunan tinngkat hunian akibat bencana karhutla ini juga tidak main-main. Potensi penurunan tingkat hunian diprediksi mencapai 25-40 persen. Hal ini disebabkan banyaknya kunjungan masyarakat dan convention yang dibatalkan akibat ketidakpastian jadwal pesawat dan pekatnya kabut asap.
- Bisnis sektor UMKM
Bisnis sektor UMKM juga tidak terlepas dari sektor yang paling berdampak akibat karhutla. Kerugian ini disebabkan oleh terhambatnya mobilitas bahan baku dan produk kepada konsumen. Pelaku bisnis sektor UMKM diperkirakan mengalami penurunan omset berkisar 30 – 40 persen sebagai akibat bencana Karhutla.
- Industri Penerbangan Nasional
Industri Penerbangan Nasional adalah sektor bisnis yang paling berdampak akibat kebakaran hutan dan lahan dan kabut asap. Terbukti dari banyaknya maskapai penerbangan yang melakukan keterlambatan keberangkatan dan kedatangan (delay), kembali ke bandara asal (return to base), pengalihan pendaratan (divert), hingga pembatalan penerbangan (cancel) . Hal ini disebabkan jarak pandang yang tidak memenuhi syarat keselamatan penerbangan.
Selain sektor bisnis tersebut, masih banyak sektor bisnis lain yang dirugikan akibat kebakaran hutan dan lahan dan kabut asap. Kerugian bisnis ini diakibatkan oleh terhentinya proses produksi, terganggunya kegiatan perdagangan dan transportasi, serta menurunnya nilai sumber daya di daerah terdampak. Semoga karhutlah di Indonesia cepat padam sehingga para pelaku bisnis maupun masyarakat dapat melakukan aktivitas dengan normal kembali.